Petani Kedungtuban Panen Padi di Musim Kemarau
https://www.apdesinews.com/2019/10/petani-kedungtuban-panen-padi-di-musim.html
Petani asal Kedungtuban saat memanen padi |
APDESINEWS.COM - Musim Kemarau yang melanda Kabupaten Blora, tidak membuat semua lahan pertanian gagal panen, seperti di daerah Kecamatan Kedungtuban,di musim kemarau panjang tahun ini, beberapa petani di wilayah tersebut justru panen padi dengan Produktivitas 77-80 kuintal Gabah kering panen per hektar.
Selain panennya maksimal, harga gabah di tingkat petani pun tinggi Rp 5.000/Kg gabah kering panen (GKP).
"Harga jual gabah saat ini kisaran Rp 4.800 s/d Rp. 5000 per Kg, " Ujar Bidang Tanaman Pangan Lilik Setyawan Rabu (9/10).
Lilik Juga menyampaikan Harga gabah sendiri cenderung naik wajar, dengan produktivitas cukup tinggi petani di untungkan 1 hektar bisa mendapat penerimaan kotor 40 juta rupiah.
Dirinya juga mengatakan padi yang sudah panen pada September kemaren 752 Hektar dan Oktober Minggu pertama sejumlah 1.133 Hektar.
"Total panen September sampai hari kemarin 1.865 hektar, " kata Lilik
Di sepanjang jalan kecamatan Kedungtuban terpampang hamparan padi yang siap panen.Petani dibeberapa wilayah Blora patut bersyukur masih bisa panen dengan produktivitas tinggi.
Menurut Lilik , pada September - Oktober bagi sejumlah petani padi merupakan masa kritis karena kemarau panjang. Namun, berkat pembuatan sumur dalam (Sibel), masalah air untuk mengairi sawah di musim kemarau bisa diatasi petani.
Alhasil, sambungnya, walau di musim kemarau, petani Blora masih bisa tanam padi. Bahkan petani yang ada di 3 Kecamatan, Kradenan, Kedungtuban dan Cepu mampu tanam padi 3 kali setahun.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, Reni Miharti sebelumnya sudah menjelaskan kemarau tahun ini diakuinya cukup mempengaruhi produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Blora. Kemarau panjang membuat 400 hektar sawah mengalami puso.
"untuk lahan puso sudah kita laporkan ada sekitar 400 hektar untuk padi dan Kita sudah laporan ke kementrian, yang puso- puso itu nanti akan dapat bantuan benih padi ", kata Reni, Selasa (8/9).
Meski ada 400 hektar, Reni mengaku, jika luasan lahan yang mengalami puso tergolong sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahan keseluruhan yang ada.
Reni juga menyampaikan, kemarau di Kabupaten Blora diprediksi akan berlangsung sampai bulan November mendatang. Namun sejauh ini, masih ada 3 kecamatan yang masih bisa melakukan tanam padi.
"Kita bersyukur masih bisa tanam padi di 3 Kecamatan, Kradenan, Kedungtuban dan Cepu", jelasnya. (Ag)
Selain panennya maksimal, harga gabah di tingkat petani pun tinggi Rp 5.000/Kg gabah kering panen (GKP).
"Harga jual gabah saat ini kisaran Rp 4.800 s/d Rp. 5000 per Kg, " Ujar Bidang Tanaman Pangan Lilik Setyawan Rabu (9/10).
Lilik Juga menyampaikan Harga gabah sendiri cenderung naik wajar, dengan produktivitas cukup tinggi petani di untungkan 1 hektar bisa mendapat penerimaan kotor 40 juta rupiah.
Dirinya juga mengatakan padi yang sudah panen pada September kemaren 752 Hektar dan Oktober Minggu pertama sejumlah 1.133 Hektar.
"Total panen September sampai hari kemarin 1.865 hektar, " kata Lilik
Di sepanjang jalan kecamatan Kedungtuban terpampang hamparan padi yang siap panen.Petani dibeberapa wilayah Blora patut bersyukur masih bisa panen dengan produktivitas tinggi.
Menurut Lilik , pada September - Oktober bagi sejumlah petani padi merupakan masa kritis karena kemarau panjang. Namun, berkat pembuatan sumur dalam (Sibel), masalah air untuk mengairi sawah di musim kemarau bisa diatasi petani.
Alhasil, sambungnya, walau di musim kemarau, petani Blora masih bisa tanam padi. Bahkan petani yang ada di 3 Kecamatan, Kradenan, Kedungtuban dan Cepu mampu tanam padi 3 kali setahun.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, Reni Miharti sebelumnya sudah menjelaskan kemarau tahun ini diakuinya cukup mempengaruhi produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Blora. Kemarau panjang membuat 400 hektar sawah mengalami puso.
"untuk lahan puso sudah kita laporkan ada sekitar 400 hektar untuk padi dan Kita sudah laporan ke kementrian, yang puso- puso itu nanti akan dapat bantuan benih padi ", kata Reni, Selasa (8/9).
Meski ada 400 hektar, Reni mengaku, jika luasan lahan yang mengalami puso tergolong sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahan keseluruhan yang ada.
Reni juga menyampaikan, kemarau di Kabupaten Blora diprediksi akan berlangsung sampai bulan November mendatang. Namun sejauh ini, masih ada 3 kecamatan yang masih bisa melakukan tanam padi.
"Kita bersyukur masih bisa tanam padi di 3 Kecamatan, Kradenan, Kedungtuban dan Cepu", jelasnya. (Ag)