Cerita Warga Gotputuk Sukses Budidaya Lele dengan Bioflok




APDESINEWS.COM - Peternak lele di Desa Gotputuk, Kecamatan Ngawen, Kabupten Blora  ini menggunakan metode budidaya yang tak biasa, namun menghasilkan omzet yang luar biasa. Ia beternak lele di kolam bioflok.

Anang selaku pembina kelompok ternak Sido Makmur ini menjelaskan, budidaya ini dilakukan di dalam kolam yang menggunakan sistem bioflok. Meskipun baru berjalan 5 bulan, namun usaha ternak lelenya sudah kelihatan membuahkan hasil yang mengiurkan.

"Saya pakai sistem bioflok, jadi kolam saya selalu bersih, tidak bau amis. Ikannya pun begitu, tidak bau amis," tutur Anang saat ditemui di lokasi ternak lelenya, Sabtu (20/06/2020).

Bentuk kolamnya pun berbeda. "Jika umumnya kolam berbentuk kotak. Kolam saya berbentuk bulat yang dilapisi kain terpal sebagai wadah air," jelasnya.

Kolam seperti ini dinilai lebih praktis dan menghemat tempat. Untuk satu kolam ikan berbentuk bulat dengan diameter 3 meter ini mampu menampung 3-5 ribu ekor lele.

Anang menceritakan awal mula mulai mengembangkan usaha ternak lele ini berkat bantuan orang dermawan yang memberikan pinjaman modal tanpa bunga sekitar 5 bulan yang lalu. “usaha ini sekitar 5 bulan yang lalu, berkat bantuan orang dermawan yang mau meminjamkan modal buat usaha ini,” Ungkap Anang.

Setelah terjun sendiri, pria yang akrab disapa Anang itu mengetahui sejumlah kelebihan yang dimiliki sistem ini. Pertama, mengapa selalu bersih? Salah satunya karena sistem pembuangan kotoran lelenya. Ia menjelaskan bahwa kotoran lele yang biasanya mengendap di bawah akan dikeluarkan lewat pipa khusus.

"Tiap sebelum dikasih pakan, pipa yang terhubung keluar kolam itu dibuka, nanti nyembur keluar air bersama kotoran. Di sisi lain, kolamnya terus ditambah air, jadi bersih tanpa nguras. Inilah yang disebut sistem bioflok," jelasnya.

Tak hanya itu, air yang keluar dari pipa beserta kotoran lele dapat langsung dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

Anang juga menambahkan keunggulan lain dari sistem bioflok adalah pakan yang diberikan. Pakan ini dicampur dengan larutan prebiotik yang diberi nama Si2 hasil racikannya sendiri bersama rekan kerjanya .

"Jadi pelet (pakan lele, red) direndam dulu dengan cairan Si2 ini supaya mengembang dan mengurangi jumlah konsumsi pakan secara berlebihan sekaligus membuat lele tidak berbau amis," tukasnya.



Saat ini Anang dan anggota kelompok ternak yang berjumlah 40 orang sedang mengembangkan pakan lele yang berbahan dasar jerami kering yang sudah melalui fermentasi. Ia berharap dengan adanya temuan pakan ternak ini nantinya bisa mengurangi pengeluran pakan lele sendiri.

Karena ukurannya yang tidak terlalu besar dan tidak amis, lele-lele hasil budidaya Anang pun mendapat hati konsumen. Meskipun baru mulai merasakan panen 2 periode, Tak heran jika omzet yang diraup Udin dari beternak lele mencapai Rp 12  juta dari penjualan 15 kolam yang ia miliki.

Saat ini, warga Desa Gotputuk, Kecamatan Ngawen banyak yang mengikuti jejak kelompoknya dengan membuat kolam-kolam didepan rumah. Serta banyak warga tetangganya sendiri yang hampir tiap hari membeli lele yang sudah siap panen.

"Modalnya memang cukup besar. Untuk buat kolam seperti ini setidaknya butuh biaya Rp 3 juta per kolam. Tapi hasilnya juga lumayan," paparnya.

Anang dan teman-teman berharap, dengan adanya budidaya lele ini kedepan bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat Gotputuk serta dirinya berkeinginan kedepan desanya bisa dijadikan Kampung Lele.  (Agung)

Related

Pertanian 6926449802659698365

Posting Komentar

emo-but-icon


Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item